Berita

Dubes Djauhari Oratmangun Jelaskan Tujuh Prinsip Penanganan Covid-19 di China

Laporan: Tim Redaksi JMSI
KOMENTAR
post image

Menjadi negara pertama yang mengidentifikasi Covid-19, penanganan wabah yang dilakukan oleh China juga telah banyak dipuji. Meski pada awalnya sempat terlihat kurang tanggap, namun China berhasil mengendalikan infeksi.

Setidaknya ada tujuh poin penting yang merefleksikan penanganan Covid-19 di China. Ketujuhnya langsung dipaparkan oleh Dutabesar RI untuk China, Djauhari Oratmangun dalam diskusi online yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) bertema “Covid-19: Belajar New Normal dari Negeri China”, Selasa (16/6).

"Pertama full response, jadi pemerintah langsung mengambil alih," ujar Djauhari.

Djauhari menjelaskan, pada awal wabah muncul, pemerintah Kota Wuhan telah banyak dikritik sehingga penanganan akhirnya diambil alih oleh pemerintah pusat. Dimulai dengan membangun rumah sakit dalam waktu singkat.

Selanjutnya adalah mobilisasi massal para tenaga medis ke Provinsi Hubei, khususnya Kota Wuhan sebagai pusat episentrum. Di mana pemerintah China, menurut Djauhari, telah mengerahkan 42.000 tenaga medis.

"Lalu political determination. Ini sama seperti kita, penanggulangan Covid-19 menjadi prioritas nasional. Kemudian timely policy adjustment atau kebijakan yang tepat waktu," papar Djauhari.

Selain itu, stimulus ekonomi yang luar biasa besar juga diberikan oleh pemerintah China untuk berbagai sektor. Termasuk subsidi bagi UMKM, sektor pertanian, hingga energi. Pusat kesehatan di China pun gratis.

"Di sini (China) mereka punya cadangan visa di bulan Desember nyaris 3,2 triliun. Itu 25 kali cadangan devisa kita. Jadi stimulus ekonominya luar biasa," sambungnya.

Terkait dengan informasi, pemerintah China, dikatakan oleh Djauhari juga menekankan transparansi dan tindakan terkoordinasi. Setiap harinya, bahkan setiap jamnya, pemerintah memberikan informasi tidak hanya kepada masyarakat namun juga diplomat asing yang berada di China.

Terakhir, China sendiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanganan wabah Covid-19. Sejak awal wabah tersebut muncul, mereka telah mengembangkan obat-obatan dan vaksin.

"Kebetulan saya dekat dengan perusahaan obat dan vaksin, pokoknya sudah diaturlah kerja sama dengan kita," singgungnya.

Sumber: RMOL.id

Berita Terkait


Foto Lainnya

Gandeng JMSI, Dewan Pers Sambangi Unpad

Sebelumnya

Pojok Baca Digital PWI Dilengkapi Dua Buku Karya Ketum JMSI

Berikutnya

Artikel Berita