CEO MSI Group Mohammad Sukri mengingatkan media akan pentingnya mengutamakan kualitas berita sehingga masyarakat yang membaca merasa senang bahwa yang dibaca merupakan karya jurnalistik.
“Makanya di MSI selalu ditanamkan jangan membuat berita berseliweran yang tidak jelas. Harus narasumbernya jelas,” kata Sukri.
Hal itu ia katakan saat Podcast Ngobrol Inspirasi (Ngopi) “Siapkan SDM Unggul Menuju Perusahaan Pers Yang Sehat” di lantai 2 S-Caffe Jalan Untung Suropati, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (3/5/2024).
Ia menjelaskan, apabila berita yang dibuat tidak berkualitas dalam arti tidak diketahui kejelasannya maka bisa menimbulkan masalah karena terkena UU ITE.
“Itu yang menjadi kehati-hatian saya jangan sampai membantu menyebarkan berita hoaks,” tuturnya.
Ketua JMSI Kaltim itu pun membeberkan bahwa wartawan MSI Group selalu ditanamkan untuk tidak membantu menyebarkan berita hoaks.
“Caranya tahu dulu narsumnya, jangan hanya comot berita. Lebih baik kita cross check benar tidak di lapangan,” bebernya.
Diakuinya, dunia pers pada zamannya yakni sekitar tahun 2000 awal tidak ada pembatasan. Berbeda dengan sekarang yang dibatasi dengan kode etik jurnalistik.
“Dulu hantam saja. Kalau sekarang ada kode etik jurnalistik, tidak serta merta buat berita up. Ada filter kehati-hatian. Jangan sampai mendukung berita hoaks,” ungkapnya.
Ia menambahkan, media sebaiknya memberitakan hal-hal positif. Terlebih menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan pada November mendatang.
“Kita harus memberikan edukasi politik, pilkada dan semacamnya karena kalau masyarakat merasa tidak aman yang rugi kan daerah,” tegasnya.
Sukri kembali mengimbau agar media bisa menyajikan berita dingin (kondusif) sehingga membantu jangan sampai membuat masyarakat ketakutan.
“Itulah kenapa harus menyiapkan SDM dan manajemen media yang bagus,” pungkasnya.